Danrem 102/Pjg Hadiri Dan Sampaikan Paparan di Rakorda FKUB Kalteng




Puruk Cahu - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kalteng menggelar rapat koordinasi (rakorda) se-Kalteng di Kabupaten Murubg Raya Tahun 2019 tahun 2019, di gedung pertemuan umum (GPU) Tira Tangka Balang, Selasa (05/11). Tema Rakorda : Hidup Rukyn dalam Perbedaan.

Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Gubernur Kalteng, Said Ismail bin Yahya, Danrem 102/Pjg, Kolonel Arm. Saiful Rizal, S. Sos, Bupati Murung Raya, Perdie M. Yoseph dan tamu undangan lainnya.


Pada kesempatan tersebut, Danrem 102/Pjg menyampaikan materi terkait tantangan kebangsaan dalam mewujudkan hidup rukun dalam perbedaan.
"Keutuhan NKRI ditopang oleh ketahanan nasional. Ketahanan nasional didukung ketahanan wilayah, salah satu pendukungnya adalah kerukunan umat beragama,"ujar Danrem.

Namun, lanjutnya hal ini juga dipengaruhi perkembangan lingkungan strategis global, regional dan perkembangan IT dan Cyber."Dalam konteks Kalteng, ada suplai energi penopang yaitu energi Betang",katanya. 

Dia mengungkapkan, di negara manapun yang majemuk termasuk Indonesia, apabila tidak dikelola dengan baik dan benar maka berpotensi timbulnya ancaman perpecahan."Oleh karena itu kemajemukan harus dikelola dengan baik",ucapnya.

Sementara itu, lanjutnya, instrumen pembangun kerukunan terkait beberapa hal. Terkait subyek, meliputi pemerintah (TNI, polri, aparat pemerintah), lemvaga pemerintah (FKUB), tokoh agama dan tokoh adat. Selanjutnya terkait sarana, berupa tempat ibadah, organisasi keagamaan, lingkungan kerja, lingkungan pemukiman, lingkungan sekolah."Adapun obyek meliputi pemeluk agama, generasi muda, pelajar, mahasiswa",pungkasnya.

Selanjutnya Danrem mengatakan,"ada dua hal pokok dalam kehidupan dalam beragama, yaitu hubungan dengan Tuhannya sesuai kitab sucinya, dan hubungan antar sesama sesuai aturan yang berlaku.

"Tentang empat energi Betang dalam kerukunan umat beragama yaitu jalani kehidupan beragama dilandasi kejujuran, karena dengan kejujuran akan mendatangkan marwah kebaikan sesuai dengan ajaran agama masing-masing, memandang agama lain dilandasi kesetaraan, bahwa tidak ada yang memandang aganga lebih baik dari agama lain. Perbedaan aqidah dalam beragama pada akhirnya menuju kepada sang Penciptanya, dengan kesetaraan akan  terhindar dari ketersinggungan dan lahirlah toleransi dalam kehidupan interaksi sosial budaya/beragama.  Sikapi perbedaan dengan musyawarah untuk hapakat. Dengan hapakat akan lahir kebersamaan dan kekeluargaan. Setiap perilaku dilandasi kepatuhan terhadap hukum baik hukum negara, agama,adat dan alam, dengan kepatuhan akan melahirkan keseimbangan dan ketertiban",ujarnya.

Dia meminta semua kalangan agar jangan biarkan perselisihan merebut kerukunan hidup."Belajarlah dari nenek moyang bahwa energi betang mampu menjaga keberagaman dalam satu atap. Kalteng bukan milik satu golongan, bukan milik satu agama, tetapi kita semua",tandasnya.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url