Kunjungi Warkop PWRI Bogor, Ini pesan Sekjen DPP PWRI kepada Jurnalis



Bogor – mediakaltengnewsl.comSekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Wartawan Republik Indonesia (DPP PWRI) D. Supriyanto JN, mengunjungi warkop PWRI di kawasan Jalan Mayor Oking, Kota Bogor, Rabu (27/7/2022).

Sekjen mengatakan, adanya Warkop PWRI ini, selain sebagai tempat untuk belajar ilmu jurnalistik, sekaligus sebagai inkubator bisnis, bagi kalangan jurnalis melalui program Jurnalis Preneuer.
“ Saya mengapresiasi adanya warkop PWRI yang digagas teman-teman DPC PWRI Bogor. Selain sebagai tempat untuk belajar ilmu jurnalistik, warkop PWRI ini juga merupakan inkubator bisnis. Seorang jurnalis harus memiliki jiwa entrepreneurship,” kata D. Supriyanto JN.

Jagad, demikian karib disapa, mengungkapkan, sebagai organisasi profesi, PWRI juga memiliki komitmen untuk mengembangkan program Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Karena, menurut dia, UMKM merupakan soko guru perekonomian nasional yang harus ditumbuh kembangkan, apalagi pasca pandemi Covid-19, dimana sendi-sendi ekonomi pun runtuh terkena dampaknya.

“ PWRI juga terus mendorong program pemulihan perekonomian nasional, melalui pengembangan UMKM. Nantinya, kita akan berikan edukasi kepada para pelaku UMKM untuk mengembangkan bisnisnya, baik dari sisi mutu hasil produksi, packaging, strategi manajemen hingga pemasarannya,” ujarnya.

“ Banyak peluang-peluang usaha yang bisa kita gali. PWRI harus mampu tampil di depan. Nanti kita bisa berikan pelatihan-pelatihan atau whorkshop UMKM, bagaimana mengelola bisnis UMKM, sehingga UMKM kita bisa naik kelas dan diterima pasar. 

Nanti kita gandeng mentor-mentor yang sudah berpengalaman,” tuturnya.
Profesionalisme wartawan
Dalam kunjungan tersebut, selain berbagi ilmu tentang UMKM, Jagad juga menekankan pentingnya profesionalisme wartawan, khususnya anggota PWRI.

Disampaikan Jagad, di tengah bertumbuh pesatnya media, khususnya media online, wartawan atau jurnalis perlu membekali diri dengan pengetahuan yang cukup untuk menunjang tugas-tugas profesinya, sehingga mampu mengidentifikasi masalah terkait yang memiliki nilai berita, mampu menganalisis informasi (fakta dan data), menyajikan dan menentukan kebijakan dan arah pemberitaan.

Jagad mengungkapakan, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah menyatu dalam kehidupan sosial, sehingga masyarakat lebih mudah memperoleh informasi.
“ Sebagai sebuah profesi, wartawan dalam setiap kegiatan jurnalistik, dituntut memiliki kesadaran yang tinggi, harus memiliki self perception yaitu bahwa kesadaran tinggi dapat dicapai apabila memiliki kecakapan, ketrampilan dan pengetahuan yang memadai dalam menjalankan tugas profesinya. Tidak mudah memang menjadi seorang jurnalis professional,” ungkapnya.

Lanjut Jagad, dalam perspektif ilmu jurnalistik, wartawan professional adalah wartawan yang menjunjung tinggi kode etik jurnalistik, salah satunya adalah menjunjung etika moral. Selain kode etik jurnalistik, wartawan dalam bekerja harus berkiblat pada 5 W + 1H, dan UU Pers No. 40 tahun 1999.

“ Wartawan professional harus pula mampu membangun suasana ketika berhadapan dengan naras umber dengan cara memahami materi yang akan diajukan kepada nara sumber dan memiliki informasi akurat terhadap masalah yang akan digali, artinya, wartawan harus bisa menyesuaikan diri ketika berhadapan dengan nara sumber dengan cara memahami isi yang akan diajukan kepada naras umber, serta memiliki informasi yang akurat terhadap masalah yang akan digali. Membekali diri dengan pengetahuan yang cukup, itu salah satu kuncinya,” ujar pendiri sejumlah media nasional ini.

Tak kalah penting, kata Jagad, dalam bekerja  wartawan harus bersikap independen, mampu menghasilkan berita yang akurat dan berimbang. Selain mentaati kode etik jurnalistik yang menjadi dasar atau panduan, seorang wartawan harus mampu menjaga kepercayaan publik, dan mampu menghasilkan karya jurnalistik yang baik, inspiratif dan edukatif.

“ Seorang wartawan harus mampu menghasilkan berita yang akurat dan tidak bersikap buruk terhadap naras umber, dan sadar etika hukum dalam menjalankan kegiatan jurnalistik. Wartawan professional harus lintas latar belakang, semua harus bisa, dan harus bisa memahami segala jenis berita. Jika pekerjaan jurnalis itu ditekuni atau dijiwai tidak akan ada kendala,” pungkasnya.
[ Diana ]
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url